STEPHEN TONG & TULIP SESAT KAN REFORMED INJILI
Tulip adalah man-made doctrine yang gagal dan menyedihkan. Bukan semata menyedihkan tetapi menyesatkan. Ajaran doktrin TULIP adalah karangan yang merusak iman Kristen.
Berikut kutipan buku Frank Page: Trouble With The Tulip
The downside of this resurgence (of Calvinism) is that many people are falling into a trap set long ago. Manmade doctrines always fail. When any person or person begins to adhere to the teachings of one person, they join the company of many others who have made this serious mistake. It is most grievous to see a large number of individuals accept without question the doctrine of John Calvin in regards to salvation. (P. 73-74)
If one does follow the logic of Calvinism, then a missionary or evangelistic spirit is unnecessary. If irresistible grace is the truth, then there is no need to share Christ with anyone, since those persons whom God has elected are irresistibly going to be drawn into His kingdom anyway. If one studies the pages of history, one will see that Calvinistic theology (Five Point) has encouraged a slackening of the aggressive evangelistic and missionary heartbeat of the church. All too often, this precious spirit of concern and urgency is replaced by a cold, logical, haughty spirit. (P. 74-75)
Herschel Hobbs said it well when he described John 3:16 “For God so loved the world (not certain ones in it), that He gave His only begotten Son, that whosoever (anyone, anywhere, anytime) believeth (an act of man’s free will) in Him should not perish (be lost, destroyed, or go to hell), but have everlasting life.” God’s Word is clear. Let it speak for itself. (P. 76)
I want to very clearly state that my intention in this book is not simply to disprove the philosophical system of Calvinism, though I believe that will occur. Instead of adhering to a system of logic, which many seek to do or adhering in blind devotion to the teachings of any one scholar, as some are prone to do, I propose that we look to God’s Word for His clear teaching. (P. 7)
There are many persons belonging to churches that officially believe “five point” Calvinism. Many of them express surprise when they are told what their church truly believes. I would like to challenge all who truly believe in five point Calvinism to stop being closet Calvinists! If you truly believe these doctrines, then let others know about it. They need to know what you believe. (P. 42)
1 Comments:
Sungguh sayang Ergun Caner dan para pengikutnya mengklaim Calvinism adalah sesat. Saya memang tidak tahu sudah seberapa jauh dia dan pengikutnya sungguh mau mendalami esensi dan pengertian dan iman reformed, dengam TULIP-nya. Dan saya akui, pengertian iman reformed dapat menimbulkan salah pengertian jika tidak diselidiki secara terbuka, kritis, dan komprehensif, karena di Alkitab sendiri banyak sekali pemikiran2 yg sifatnya antinomi. Antinomi secara singkat adalah suatu konsep yang mengandung dua sisi yang tampaknya bertolak belakang namun secara tidak mungkin dijelaskan 2 sisi itu berjalan secara sinergis (contohnya seperti kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia). 'Antinomi' sering dikatakan bersinonim dengan 'paradox', ttp sebetulnya dalam pengertian tertentu 2 kata itu memiliki perbedaan, tetapi dalam pembahasan singkat ini mari kita asumsikan adalah sinonim. Kesulitan dari konsep yang paradox adalah kesulitan untuk mengerti kekontradiksian antara 2 pendulum segaligus sinergis di dalam suatu realita.
Jika anda menekankan kepada pendulum yg pertama maka anda akan menjadi oposan dari pendulum yg lainnya, dan sebaliknya! Saya lihat dalam hal ini, baik Ergun Caner dan pengikutnya adalah gagal mengerti konsep paradox ini. Hal ini dapat dimengerti dengan melihat bahwa Ergun adalah seorang mantan muslim. Muslim adalah satu agama yg sangat terpengaruh oleh Logika Aristotel (LA) yg sangat menekankan eksak. Contohnya: A pada saat yg sama tidak bs menjadi A'. Tidak masuk akal. Intinya, LA secara umum menolak konsep Paradox yg mengatakan bahwa A bs menjadi A' pada waktu yg sama. Pengaruhnya ke Islam adalah konsep Allah yg monoteistik mutlak. Allah yg Esa mustahil pada saat yg sama adalah Tritunggal. Esa adalah esa. Banyak adalah banyak.
Maka saya lihat, Ergan pun kesulitan menerima konsep TULIP yg mengatakan bahwa iman adalah anugerah Allah 100%! Tetapi sesungguhnya pengertian TULIP tidak sampai disitu, jika kita hanya menekankan 100% dari Allah maka tidak ada penginjilan! itulah letak kegagalan Ergun dalam mengerti Calvinism. Memang ada orang yg setuju terhadap penekanan 100% Augerah Allah tanpa menghiraukan kehendak bebas da usaha manusia. Mereka itu disebut Hyper Calvinism. Dan itu bukan Calvinism lagi, dan bukan TULIP yg benar. Calvinism yg benar adl paradox. Aanugerah Allah mutlak diperlukan bagi keselamatan manusia, dan kehendak bebas manusia pun diminta pertanggung jawabannya dalam meresponi panggilan anugerah itu (saya kahwatir tulisan singkat ini salah dimengerti lagi dan dianggap sesat lagi, maka saya anjurkan saudara sekalian untuk lebih banyak menyelidiki tentang iman reformed yg benar). Tetapi, sekali lagi, yg prior dalam keselamatan manusia jelas adalah Anugerah Allah, tetapi adalah salah jika lantas kita mengatakan bahwa tidak ada respon atau tanggungjawab manusia . Karena realitasnya, kedua fakta ini berjalan bersama dan sinergis, di dalam kedaulatan Allah. Sekali lagi, sinergis di dalam kedaulatan Allah.
Sulit sekali bagi saya untuk dapat memaparkan pengeritan iman reformed yg luas dan sederhana itu dalam satu tulisan singkat ini. Maka sekali lagi pula saya harapkan anda yg menolak iman reformed untuk terus menggali pemikiran2 agung yg Tuhan telah berikan di sepanjang sejarah umat manusia secara bertanggungjawab dan kritis tanpa perlu cepat-cepat menghakimi .
Semoga Allah sumber kebenaran memberikan kita semua pengertian yg Alkitabiah. Tuhan membekati.
Post a Comment
<< Home