STEPHEN TONG & TAFSIR ALKITAB CARA LICIK
Stephen Tong dan kroni2nya di STTRI dan SAAT Malang, rame2 mengakali Alkitab secara licik!
Pertama, kita sudah lihat bahwa frase “Tidak ada seorangpun yang dapat datang” (Yoh 6:44) BUKAN tentang absennya ability to come; tetapi abiity sudah digunakan pada obyek yang lain.
Tidak ada irresistible grace dalam nats ini.
Kedua, kata “datang” yang digunakan dalam ayat 37, 44, 45, 65 SEMUANYA dalam bentuk ACTIVE VOICE: artinya orang2 itu datang oleh exercising kemauan mereka sendiri.
Ingat, BUKAN PASIF. Dan tidak ada LAHIR BARU DAN DIBERI IMAN DULU.
Kalau ada lahir baru dulu atau irresistible grace dulu baru percaya tentu hanya ADANYA di TULIP, tetapi bukan dalam nats ini2.
Ketiga, “draw” (indicative mood) harusnya may-draw, karena aslinya bukan indicative mood (sebagaimana salinan) tetapi subjunctive mood, atau mood of probability tergantung kemauan orang di-exercise.
Karena subjunctive/probability maka dalam nge-draw ada respons aktif memakai kemauan dan keputusan untuk “datang” atau percaya pada Yesus!
Para calvinis reformed injili pada bersekongkol MEREPRESI active voice dan mood subjunctive nats2 ini demi penyembahan pada berhala TULIP.
Halo pembeo2 Stephen Tong di STTRI dan SAAT, Malang, BISAKAH kalian meng-affirm irresistible grace dan lahir baru sebelum percaya DENGAN mengungkapkan active voice dan mood probability dari ayat2 ini?
Singkat kata, lo harus mengingkari dan menyangkal gramar sintaksis nats untuk meninggikan TULIP.
Kasian sekali!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home