REFORMED-INJILI?

Thursday, July 19, 2012

PARA CALVINIS REFORMED INJILI TERCEKIK TULIP

Stephen Tong dan kroni2nya di STTRI dan di SAAT Malang tercekik si TULIP, terbelenggu dan didikte si TULIP tiap kali mereka membaca Alkitab.

Akibat dipagut total inabilitynya Total Depravity, Tong dan kroni2nya menganut yang disebut freedom gadungan ato compatibilisme.

Compatibilisme gadungan a la reformed injili: affirms determinisme dan free will sekaligus. Sama seperti bilang: minyak bukan air; dan air dan minyak itu satu!

Tuhan mengubah kemauan oleh irresistible grace melalui regenerasi secara sejati dan orang free menjadi percaya.

Dalam agama ini si individu yang ‘dikerjain’ untuk percaya Yesus, tidak punya ability untuk percaya selain yang ditentukan. Ato: karena dipilih maka si individu itu mau tidak mau tidak ada pilihan lain—dekrit election yang ultimately buat dia jadi percaya!

Tuhan paksakan regenerasi supaya orang “free” menggunakan iman untuk percaya, TETAPI TIDAK BISA MILIH lain dari yang DITENTUKAN.

Ini logika gila: Free tetapi tidak free.
Sama dengan: Faith alone, but faith . . . is not alone!

Kalo reformed injili ngomong kedaulatan maksudnya coercion, pemaksaan. Kebebasan: hanya bisa milih sesuai yang dipredestinasi.

Free sesuai yang dipredestinasi!

Alkitab affirms kedaulatan Allah tanpa menginjak2 kebebasan manusia. Teologi macam manapun tidak bisa di-affirm MELAWAN firman Allah!

Adalah hujat kalau orang affirm sebuah ajaran yang menyangkali mengakali firman yang jelas.

Active voice (barangsiapa percaya) dalam perintah2 (imperative mood), pertama menekankan orang/subyek YANG BERTINDAK AKTIF; sedangkan dalam imperative mood “Percaya” (Kis 16:31)—perintah mengasumsi KEMAUAN AKTIF dimilik yang menerima perintah!

Singkat kata: reformed injili harus menyangkali firman untuk menganut irresistible grace.

Allah berdaulat dan Dia beri manusia REAL freedom of choice. Real free dan real choice!

Cara2 licik calvinis reformed mengakali firman untuk menegakkan limited atonement-nya TULIP adalah satu contoh TULIP dipertuhankan dan Alkitab dipermak untuk setuju dengan TULIP.

Mustahil tanpa TULIP bisa membacakan limited atonement ke ayat2 tentang Yesus mati bagi “semua,” bagi seluruh “dunia” dalam Yoh 1:29; Yoh 3:16, dan 1 Tim 2:4-6 lalu dipelintir menjadi mati bagi orang pilihan.

D. A. Carson, seorang calvinis juga mengaku bahwa kata “dunia” ini tidak bisa diperkosa menjadi “orang pilihan.”

Blunder besar lainnya dari para reformed injili, kroni2nya Stephen Tong di STTRI dan di SAAT Malang yaitu blunder “negative inference fallacy” (which says the proof of a proposition does not disprove its converse).

Tong dan antek2nya keliru besar menganggap bahwa kalo Alkitab ada berkata bahwa Kristus mati bagi para “domba,” bagi “gereja” atau bagi “teman2nya” berarti Dia tidak mati bagi dunia. Ini blunder “negative inference fallacy.”

Coba saja logika goblok itu dipakai atas Gal 2:20 “Kristus mati bagiku”—apa itu berarti CUMA MATI LIMITED bagi Paulus?

Kenapa lo reformed injili tidak pake logika goblok itu untuk batasi atonement hanya bagi 1 orang?

Kalo lo pake blunder "negative inference fallacy" di Yohanes 1:29 bahwa Yesus hanya mati bagi dunia; kenapa you tidak aplikasi negative inference di Galatia 2:20 bahwa Yesus mati bagi Paulus karena itu NEGATIVE inferencenya: Yesus tidak mati bagi siapapun selain Paulus?

Dasar otak udang! Percuma lo makan makanan kemurahan Tuhan dan otakmu di parkir saja untuk bisanya membeo si Tong.

Kepana mati bagi “gereja” harus berarti tidak mati bagi dunia?

Karena kalian sembah TULIP! Nga aga lainnya!

Karena dengan membacakan Limited Atonement ke dalam nats2 firman kalian bisa nnyanyi: "nyamanlah, nyamanlah TULIPku!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home