REFORMED-INJILI?

Tuesday, July 17, 2012

REFORMED INJILI TONG & TEOLOGI NONSENSE

Dengan pongahnya Stephen Tong dan antek2nya dari STTRI terus menerus dengan lantang mengucapkan teologi nonsense, teologi kontradiktif, ajaran palsu yang diringkas frase: "faith alone saves, but faith that save is not alone!"

Dalam posting sebelum ini telah dikit ditunjukkan bahwa ringkasan itu goblok.

Goblok dalam arti memuliakan kontradiksi nonsense. Membeo satu sama lain asal bunyi seperti koor goblok--'nyanyi' tanpa menggunakan sel2 otak yang ditumpulkan penyembahan suatu aliran yang dianggap bagus. Dasar bego.

Ajaran palsu itu dimulai dari cetusan Westminster Confession of Faith. TIDAK ADA sejak awal munculnya gereja. Ajaran itu jelas jelas ajaran Katolik. Dasar bego.

Anggapan bahwa pembenaran/justification didasarkan pada pengudusan/sanctification adalah kesesatan sejak Westminter. Kesesatan Stephen Tong dan kroni2nya dari STTRI ini juga ditekankan Pariadji dan selurut jajaran Karismatik: Tidak kudus tidak selamat!

Ringkasan ajaran sesat bahwa: "faith alone saves, but faith that save is not alone!" adalah sebuah kontradiksi logis kolosal.

Suatu kontradiksi logis adalah sesuatu yang TIDAK EXISTS, sebuah NOTHING YANG MEANINGLESS.

Suatu NOTHING yang tidak exist dan MEANINGLESS, tidak BISA exists MESKIPUN diberi pengantar "Allah bisa . . ." NOTHING! ZERO! ZIP! NADA!

Allah Alkitab TIDAK akan kongsi dengan theological idiots untuk mengungkapkan A MENINGLESS NOTHING meskipun dibumbui "Dalam kedaulatan Allah, Tuhan bisa . . ." Itu malah menghujat Dia; kalau mau bawa2 nama Tuhan untuk mengungkapkan a MEANINGLESS NOTHING: "faith alone saves, but faith that save is not alone!"

Lo boleh kumpul 1000 trilyun orang reformed injili untuk tereak2 dan affirm "faith alone saves, but faith that save is not alone!" hal itu tetap MEANINGLESS NOTHING yang cuma ada dalam pikiran orang sesat!

Mengenai nonsense2 semacam itu, C.S. Lewis menulis, “If you choose to say ‘God can give a creature free will and at the same time withhold free will from it’, you have not succeeded in saying anything about God: meaningless combinations of words do not suddenly acquire meaning simply because we prefix them with the two other words ‘God can’. It remains true that all things are possible with God: the intrinsic impossibilities are not things but nonentities. It is no more possible for God than for the weakest of His creatures to carry out both of two mutually exclusive alternatives; not because His power meets an obstacle, but because nonsense remains nonsense even when we talk it about God.” [The Problem of Pain, p. 18]

Calvinisme itu illogical, ridiculous, nonsensical, and foolish!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home