REFORMED-INJILI?

Saturday, July 07, 2012

REFORMED INJILI MEMAKSAKAN AJARAN KATOLIK TERHADAP AYAT2 PEMBENARAN

Stephen Tong dan kroni2nya tidak berhenti2nya memaksakan ajaran yang aslinya dari Katolik bahwa Pengudusan adalah satu dengan Pembenaran. Itu INTI dekrit dari Konsili Katolik dari sejak Trente.

Mula2 Katolik-lah yang mengajar bahwa Pengudusan adalah satu dengan Pembenaran.

Waktu Reformasi (1517), Luther mereformasi ajaran Katolik ini dan menekankan bahwa Pengudusan terpisah dari Pembenaran. Bahwa pembenaran bersifat legal sebagai imputation daripada alien righteousness of God. Sedangkan pengudusan adalah urusan lain. Bukan urusan keselamatan tetapi urusan pertumbuhan rohani. Bukan urusan pengudusan dalam pengalaman hidup sehari2.

Aslinya si Calvin setuju dengan Luther.Si Calvin aslinya MEMISAHKAN Pengudusan (pengalaman subyektif) dari Pembenaran (posisional/legal/alien righteousness). Singkat kata: awal2nya Calvin setuju dengan Luther bahwa pembenaran bersifat legal, alien dan non–experiential.

Tetapi setelah dikritik Katolik, maka Calvin kembali ke format dan paradigma Katolik bahwa: Pengudusan adalah satu dengan Pembenaran. Si Calvin dalam hal ini KEMBALI KE PARADIGMA KATOLIK.

Ini awal FATAL penancapan KEBINGUNGAN atas aliran Reformed yang ex-katolik ini. Reformasi terhadap ajaran Katolik katolik tentang keselamatan ini tidak 100% berhasil. Karena menganut paradigma Katolik bahwa Pengudusan dan Pembenaran adalah kesatuan yang tidak terpisah maka Stephen Tong dan kroni2nya selalu memaksakan kebingungan ini dalam pengajaran2 mereka. Ini menyesatkan.

Ayat2 berikut sebagai contoh pemaksaan paradigma katolik untuk mengajarkan bahwa pengudusan adalah satu dengan pembenaran.

Dengan kata lain, si Stephen Tong dan kroni2nya setuju dengan Katolik dalam hal ini; dan juga SAMA dengan Karismatik Pentekostal bahwa: tidak suci sama dengan tidak selamat—atau keselamatan dicabut.

Bagi reformed si Tong dan antek2nya, tidak kudus artinya tidak diselamatkan dari awal2nya.

Bagi orang2 pentekostal, tidak kudus sama juga keselamatan dicabut pada akhirnya. Podo wae bin sami mawon: Reformed injili, Karismatik dan Katolik sama2 dari satu paradigm: Pengudusan satu dengan Pembenaran. Alias teologi gado2. Teologi pembingungan yang membingungkan. Angkat ayat2 tentang positional, alien righteousness (non-experiential) lalu disulap oleh penipuan paradigma Katolik-Reformasi-Karismatik, menjadi Pengudusan experiential subyektif. Alias: tidak kudus sama dengan tidak selamat.

2 Korintus 5:17 selalu dikoar-koarkan Stephen Tong dan kroni2nya bahwa ini urusan pengalaman hidup bukan ubah position tetapi transformasi pengalaman dari najis ke suci. “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2Kor 5:17).

Ayat ini dibaca dengan kacamata buram Katolik-Reformed-Pentekostal. Sama juga dengan Matius 12:32-37 “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak. 33 Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. 34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. 35 Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. 36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. 37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, da (Mat 12:32-37)

Para ahli teks Alkitab tahu bahwa BUAH adalah ajaran. Konteknya soal urusan nabi palsu. Buah nabi palsu yaitu ajaran palsu. Bukan urusan kelakuan mereka entah baik atau buruk.

Karena paradigma Katolik-Reformed-Pentekostal bahwa Pengudusan=Pembenaran, maka ayat2 yang TIDAK bicara soal pengudusan DITODONG DAN DIPERKOSA untuk bicara pengudusan.

Coba liat saja Matius 7:15-23 yang bicara soal nabi palsu dan ajaran palsu—nabi2 palsu yang berbuat jahat dan tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat ini divonis Kristus masuk neraka. BUKAN BICARA SOAL PENGUDUSAN orang2 percaya. Nats ini dicungkil frase dari buah2nya kamu kenal pohon dengan paradigm Katolik-Reformasi-Pentekostal lalu menyesatkan orang.

"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. 21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat 7:15-23)

Tuhan Yesus bicara soal nabi palsu dan ajaran palsu para penipu itu dan mereka itulah yang masuk neraka; tetapi Stephen Tong dan kroni2nya memputarbalikkan ayat2 ini dan menyesatkan banyak orang bahwa tidak kudus tidak selamat. Mereka sudah kembali ke paradigma Katolik dan sama dengan paradigm charismatic.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home